Tibetan Mastiff
Bentuknya yang besar nggak melindungi jenis anjing yang satu ini dari
ancaman kelangkaan. Seperti anjing asal Tibet, Tibetan Mastiff, yang
kini jumlahnya semakin berkurang.
Tibetan Mastiff adalah salah satu spesies anjing yang hidup di Asia Tengah. Anjing yang juga memiliki nama lain Do-Khyi ini merupakan salah satu anjing ras Asia terbesar, lho. Berdasarkan sejarahnya, anjing ini merupakan salah satu turunan yang mirip serigala sekitar 58.000 tahun yang lalu. Kepemilikan ras ini secara umum mulai terjadi di abad ke-19. Pada saat itu, King George IV memiliki sepasang Tibetan Mastiff. Di tahun 1906, ras ini mulai dipertontonkan. Namun, sayang ras ini menjadi tak terawat, bahkan hampir punah ketika terjadinya perang dunia.
Sebagai anjing besar, Tibetan Mastiff tidak diimbangi dengan daya tahan tubuh yang kuat. Sebaliknya, anjing yang dijuluki sebagai door guard ini justru rentan sakit, seperti demodex (penyakit kutu microscopic/tak terlihat), alergi hingga epilepsi. Daya tahannya yang rendah juga menjadi salah satu alasan kelangkaan anjing yang memiliki usia rata-rata 10 hingga 14 tahun ini.
Setelah tahun 1980-an, anjing yang dulunya merupakan anjing penjaga kuil di Tibet ini semakin populer hampir di seluruh dunia. Bahkan, ras ini juga diikutkan dalam berbagai dog show competition meskipun jumlah mereka juga tidak banyak. Sebagai anjing yang tergolong langka, Tibetan Mastiff tetap berusaha dikembangbiakkan. Hasilnya, hingga kini anjing ini masih ada walaupun tergolong langka dan diduga memiliki darah keturunan yang berbeda dengan Tibetan Mastiff di tahun 1980.
Kelangkaan anjing ini membuat adanya organisasi-organisasi yang berusaha menyelamatkan keberadaan Tibetan Mastiff, salah satunya adalah Tibetan Mastiff Rescue, Inc. asal Amerika Serikat yang didirikan tahun 2003. Organisasi ini bertujuan untuk mengajak banyak orang menyelamatkan anjing ras besar ini dari kepunahan. Kelangkaan ini lah yang membuat anjing ini sangat mahal, bahkan seekor Tibetan Mastiff berwarna merah mencapai harga 10.000.000 Yuan atau sekitar Rp20 miliar di tahun 2011
Tibetan Mastiff adalah salah satu spesies anjing yang hidup di Asia Tengah. Anjing yang juga memiliki nama lain Do-Khyi ini merupakan salah satu anjing ras Asia terbesar, lho. Berdasarkan sejarahnya, anjing ini merupakan salah satu turunan yang mirip serigala sekitar 58.000 tahun yang lalu. Kepemilikan ras ini secara umum mulai terjadi di abad ke-19. Pada saat itu, King George IV memiliki sepasang Tibetan Mastiff. Di tahun 1906, ras ini mulai dipertontonkan. Namun, sayang ras ini menjadi tak terawat, bahkan hampir punah ketika terjadinya perang dunia.
Sebagai anjing besar, Tibetan Mastiff tidak diimbangi dengan daya tahan tubuh yang kuat. Sebaliknya, anjing yang dijuluki sebagai door guard ini justru rentan sakit, seperti demodex (penyakit kutu microscopic/tak terlihat), alergi hingga epilepsi. Daya tahannya yang rendah juga menjadi salah satu alasan kelangkaan anjing yang memiliki usia rata-rata 10 hingga 14 tahun ini.
Setelah tahun 1980-an, anjing yang dulunya merupakan anjing penjaga kuil di Tibet ini semakin populer hampir di seluruh dunia. Bahkan, ras ini juga diikutkan dalam berbagai dog show competition meskipun jumlah mereka juga tidak banyak. Sebagai anjing yang tergolong langka, Tibetan Mastiff tetap berusaha dikembangbiakkan. Hasilnya, hingga kini anjing ini masih ada walaupun tergolong langka dan diduga memiliki darah keturunan yang berbeda dengan Tibetan Mastiff di tahun 1980.
Kelangkaan anjing ini membuat adanya organisasi-organisasi yang berusaha menyelamatkan keberadaan Tibetan Mastiff, salah satunya adalah Tibetan Mastiff Rescue, Inc. asal Amerika Serikat yang didirikan tahun 2003. Organisasi ini bertujuan untuk mengajak banyak orang menyelamatkan anjing ras besar ini dari kepunahan. Kelangkaan ini lah yang membuat anjing ini sangat mahal, bahkan seekor Tibetan Mastiff berwarna merah mencapai harga 10.000.000 Yuan atau sekitar Rp20 miliar di tahun 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar